Friday, May 15, 2015

GERD, tukak lambung, maag dkk vs #foodcombining - Kultwit @erikarlebang


Jakarta, 15May15

Langsung pada ngebahas sakit lambung, terkait meninggalnya dua orang pesohor dalam waktu dekat ini, ditengarai karena sakit itu

Langsung deh beruntun pertanyaan dialamatkan ke saya terkait penyakit ini. Ada yang logis, ada yang gak logis, ada yang ngeyel, ada lah

Sebenarnya penyakit lambung ini sederhana saja. Malfungsi organ cerna vital ini. Ragamnya ada beberapa: Gastritis, Tukak Lambung, Dispepsia

Ada lagi GERD, yang sebenarnya gak melulu terkait sakit langsung pada lambung, tapi asam lambung berlebihan juga berasal dari masalah sama

Tapi kerumitan mengatasi problem lambung sebenarnya berangkat dari sini. Pemilahan sakit tanpa sekalipun melihat gaya hidup. Makanya bingung

Bahkan sampai pendapat bahwa, "sakit lambung itu penyakit yang tidak bisa disembuhkan tapi bisa dikendalikan" dianggap benar mutlak

Pemikiran salah kaprah itu lebih diperparah lagi dengan ditemukannya bakteri Heliobacter Pylori oleh John Warren sekitar tahun 70-an

Bakteri yang jadi biang keladi luka lambung itu, dianggap sebab mutlak problem organ vital cerna tersebut. Benarkah? Lihat saja fenomenanya

Sejak ditemukan dari tahun 70-an sampai sekarang, masalah sakit lambung tidak berkurang sama sekali. Padahal katanya 'gara-gara bakteri'

Mestinya kalau problem ada di bakteri, pemberian antibiotik bisa buat masalah ini terselesaikan. Kenyatannya? Bom antibiotik itu gak sukses

Selain heliobacter pylori, temuan paling mencerahkan tentang masalah lambung terkait dengan produksi asam lambung yang berlebihan

Untuk itu penemuan paling fenomenal adalah antasida, obat yang bisa membasakan asam lambung, dengan kata lain produksi dikurangi. Efektif?

Gak banget! Problem lambung tetap jadi momok sampai hari ini. Malahan belakang ditemukan fakta, pemakaian antasida rutin, punya konsekuensi

Muncul masalah osteoporosis, penipisan dinding lambung, masuknya bakteri dan virus pada tubuh secara massive dan banyak masalah lain

Akhirnya problem lambung diatasi dengan konsep "Ya Sudahlah". Kalau sakit, minum obat, masih sakit dihibur, toh stress dianggap biang kerok

Bener gak sih begitu? Gak dong!

Kalau ya begitu, saya dan banyak teman lain, masih didera masalah sama, problem lambung

Umur 10 tahun saya divonis sakit lambung. Lalu belasan tahun jadi budak antasida. Kemana-mana bawa tablet kunyah, di rumah sedia obat cair

Belasan tahun apa pernah sembuh? Nggak lah! Yang ada makin parah dan parah. Malah problemnya merembet ke hal lain, sesuai menuanya usia

Daya tahan tubuh lemah, sering menggigil gak keru-keruan, gampang lelah, mudah migrain. Saat itu sampe parno, mengira udah di ujung usia?

Singkat cerita, saya bertemu dengan #Foodcombining. Saya pelajari dan lakukan perlahan-lahan, sesuai pemahaman. Pola makan ganti total

Roti dan teh yang jadi teman pagi hari, menghilang dari meja makan. Pun dengan segelas teh besar dingin yang biasa menemani di meja kantor

Sarapan saya diganti total dengan buah-buahan segar. Bisa berbentuk potongan, bisa juga jadi jus. Pola makan juga ganti abis-abisan, beda

Makan yang tadinya penuh dengan protein hewani, diganti dengan sayuran. Itu pun juga berubah, sayuran utamanya adalah sayuran segar, mentah!

Makan yang biasa asal kenyang, pokoknya enak, ngunyah kayak bencong dikejar kamtib, nelen sering dibantu guyuran segelas air es, diubah!

Makan lebih tertib, ngunyah perlahan, minum gak lebih segelas saat makan. Saya sih menjalani seneng aja. Gak repot kok. Tapi perubahan ada

Saya yang tadinya lemah, menjadi kuat. Yang penyakitan, eh kok jadi badak daya tahan tubuhnya. Gampang pusing? Gak pernah lagi! Asik banget

1-2 bulan kemudian baru sadar, kalau perubahan tubuh menjadi lebih baik, berimbas ke sisi saya gak pernah lagi konsumsi obat lambung

Sampai hari ini, belasan tahun kemudian, obat-obat lambung itu pun tidak pernah disentuh lagi. Bukan karena sok-sokan, tapi gak pernah sakit

Puji Tuhan
Saya sih gak mau sesumbar sudah sembuh total sakit lambung. Tapi yang pasti ketergantungan pada obat tersebut sudah tidak ada sama sekali

Kalau sesekali ada rasa sebah, pusing, yang umum muncul saat dulu sakit lambung masih menguasai, sudah tahu masalahnya, apa yang saya makan?

Eh, apa yang saya minum juga

Berarti pola makan lanjutan saya diubah. Kembali ke juklak #Foodcombining secara lebih baik. Makanan-makanan baik dikonsumsi lebih banyak

Jauhi makanan buruk. Ya udah, masalah penyakit gak muncul lagi. Mau dibilang sembuh atau tidak? Tidak peduli. Yang pasti saya gak jadi budak

Budak obat ataupun budak penyakit lambung

I'm a master of the quality from my own life

Gimana caranya lepas dari masalah lambung? Ya sama lepas dari masalah kesehatan lain. Bisa gak lepaskan kebiasaan buruk? Rangkul yang baik?

Kalau masih rutin minum susu, kopi, teh, alkohol, sirup, soda dan minuman 'sampah' tubuh lain. Jangan harap bisa lepas masalah lambung

Mau ngotot "susu kan bagus untuk kesehatan", "saya pusing kalau gak ngopi", "wah orang cina-jepang sehat-sehat tuh ngeteh", ya terserah

Bisa gak lepas dari masalah lambung? Makin Anda ngotot, ya makin saya ketawa. Memangnya saya peduli dengan penyakit Anda? Rasain sendiri

Sama dengan pola makan, makin sering Anda mengkonsumsi protein hewani, makanan olahan, makanan pabrikan, dan makanan buruk sejenis, ya sudah

Jangan harap bisa lepas dari masalah penyakit lambung. Sama juga, mau sengotot apapun, paling cuma diketawain lagi. Problem elu, bukan gue

Mau sengotot apapun, mau diback up teori apapun, pertanyaan saya pasti gak bisa dijawab sama dia, "Sembuh gak dari problem lambung?"

Saya dan banyak sekali pelaku #Foodcombining atau pelaku pola makan sehat sejenis, bisa tuh sembuh dari masalah sakit lambung. Dan gak asal

Kami bisa jelaskan secara logis secara fisiologis, kenapa pola makan ini membebaskan masalah lambung dari kehidupan?

Bebas dari kopi dan teh semisal. Lambung kita tidak akan banyak bersentuhan dengan kafein, akibatnya tidak perlu ada produksi ekstra asam

Kurangi konsumsi protein hewani semisal, lambung pun tidak perlu produksi asam berlebih. Karena enzim pepsin pemecahnya tidak dibutuhkan

Pepsin membutuhkan suasana asam tinggi sebagai pengerek. Minim protein hewani, suasana lambung tidak terlalu asam. Lambung jadi normal saja

Itu baru dua contoh sederhana, belum kalau kita bicara masalah perubahan pola makan-minum lainnya

Intinya ubah pola makan menyeluruh. Gak usah ngotot atau sok pintar. Tuhan bikin karakter tubuh kita seperti itu, ya patuhi saja

Manusia bukan didisain Tuhan untuk banyak makan protein hewani, ya patuhi. Manusia didisain Tuhan banyak mengkonsumsi makanan alami, nurut

Saat sudah sakit, ya perbaiki pola makan dengan benar. Bukan malah memberi makanan yang memperparah keadaan. Banyak loh contohnya ini

Sakit lambung, lalu makannya harus yang lunak, supaya bebannya ringan, dikasih makan bubur. Ini  sepintas terlihat cerdas, padahal blo'on

Bubur itu basisnya karbohidrat, mau tidak mau harus dipecah oleh enzim ptalin yang ada di air liur. Itu gunanya kita mengunyah, campur liur

Mana ada orang makan bubur dikunyah? Bisa dikira gilak! Akhirnya main telan saja. Jadilah sistem cerna merana, sudak sakit, ditambah sakit

Contoh lain, saat perut terasa kembung, tipikal kumatnya problem lambung. Buru-buru minum segelas teh hangat, "supaya angin keluar, sendawa"

Padahal teh mengandung kafein, sudah lambungnya sedang bermasalah, malah ditambahi kafein. Asam lambung meningkat bukan? Makin parah kondisi

Masalah lambung ya sama aja seperti penyakit degeneratif lain, jangan fokus ke hilangkan penyakit, tapi sehatkan dulu tubuhnya! Itu utama

Tubuh sehat yang akan sembuhkan sendiri masalahnya. Gimana membuat tubuh sehat? Ubah pola hidup. Makan-minum sesuai kodrat, patuh Tuhan

Tuhan gak suruh kita makan diluar kodrat, gak suruh kita konsumsi yang keluar dari pabrik. Makan itu semua dalam konteks rekreasi, sesekali

Kangen ngopi? Ya seminggu sekali. Pengen es krim? Sebulan sekali sih gapapa. Usahakan pas cheating, makan kita disiplin, sebelum sesudah

Hukum Tuhan dipatuhi, hidup kita berkualitas, karena kesehatan terjaga

Demikian kibulan ini. Suka sukur, gak suka unfollow. Gak follow bawel? Asam lambung tak teratasi? Tapi ngotot ngopi? Minum dari rectum aja

Monday, May 11, 2015

Kultwit @erikarlebang Pencegahan, Merawat Kesehatan vs Pengobatan (Kuratif)

May 11th 2015

Satu hal yang sulit dilakukan dalam kondisi sakit berat adalah pengambilan keputusan terhadap sebuah tindakan medis?

Sering banget dicurhati juga ditanya sesuatu harus dilakukan atau tidak? Tapi kondisinya sudah kronis, gawat atau malah kritis

Repot banget kondisi ini. Karena lagi-lagi dikotomi antara pengobatan dan perawatan kesehatan gagal dipahami secara benar

Pengobatan terjadi saat sudah ada penyakit. Mulai dari kondisi ringan, menengah atau berat (kok kayak pembagian kelas tinju?) #eh

Jadi reaksinya muncul saat penyakit sudah ada. Kalau penyakitnya belum ada atau ketauan? Ya planga-plongo aja. Gak tau harus ngapain?

Cari tahu penyakit, itu bukan perkara mudah lho. Salah diagnosa, salah obat, salah tindakan medis, sering terjadi disini

Contoh sederhananya, sering banget orang merasa "the body is not delicious", badannya kurang lezat #eh kurang enak, pergi ke dokter

Di dokter dicek, taunya gapapa. Cek fisik, STNK kalle, cek darah, baik-baik aja. Sering kondisi ini lalu diadvis, "lagi stress aja kali?"

Terutama kalau dokternya tergolong yang antrian pasiennya baris kayak korban perang ngantri ransum. Dikasih vitamin atau obat sekedarnya

Pulang dari dokter, ngerasa ga papa. "Cuma stress". Akhirnya kondisinya di level kesehatan status quo, sehat gak sakit juga gak ketauan apa?

Pusing? Minum obat sakit kepala, demam? Minum penurun panas, ingusan? Nonton film dewasa biar cepet gede, #eh maksudnya minum obat flu

Lemes? Minum vitamin penguat. Gitu terus. Tau-tau setelah sekian tahun, ambruk. Dibawa ke rumah sakit, cek serius, tau-tau DOR vonis kanker

Kadang stadium atau penyebarannya sudah tingkat kemana-mana. Akhirnya badannya kritis. Penderita dan keluarganya panik. Semua serba salah

Mulai nih terjadi zona intrik sana-sini, info tabrakan itu-ini, saran kiri-kanan, cobain anu deh, jangan mau begitu lho nanti bisa gitu

Pasien dan keluarga dalam keadaan panik kronis. Sementara kondisi si sakit kian memburuk. Jalan lain sepertinya buntu, gak tau harus gimana?

Langkah paling masuk akal ya ngikutin aja prosedur tindakan medis yang ada. Cuma sering terbentur biaya, karena memang gak murah

Atau rasa kasihan melihat sang pasien menderita saat menjalani tindakan tertentu, kemoterapi semisal. Kondisi yang membingungkan

Nah kalau dalam keadaan seperti ini, saya juga sering kena getahnya. Kenapa? Karena jadi sasaran bertanya yang sebenarnya salah alamat

Saya pelaku #Foodcombining, yang selalu berusaha menjaga kesehatan sebisa mungkin. Prinsip utamanya adalah mencegah dan merawat kesehatan

Kalau pertanyaan yang dialamatkan bagaimana cara menangani pasien yang gak bisa makan karena sudah koma? Perlu gak kemo? Dan sejenis itu

Ya susah dijawab. Kenapa? Karena hal itu ada di wilayah pengobatan, kuratif. Gak bisa dijawab dengan logika perawatan apalagi pencegahan

Ada sih penderita kanker yang sembuh setelah disiplin lakukan #foodcombining atau #RawFood tapi kasusnya berbeda, butuh komitmen, ada proses

Dan memang banyak yang sembuh
Tapi ya itu, kondisinya beda. Kasusnya jarang sekali orang yang sudah tergeletak lemah di ICU, gak sadar

Biasanya penderitanya masih sadar, paling gak masih berdaya, dan mau komit menjalani gaya hidup baru. Kalau begini sih gak masalah.

Kalau saja pemisahan antara pencegahan dan pengobatan dipahami secara luas, kebingungan macam ini gak akan terjadi

Saat merasa gak sehat, ya sadar diri. Koreksi gaya hidup. Sambil mencek kesehatan. Biarpun sakitnya gak (belum)  ketemu, tetap mawas diri

Jangan merasa gak sehat, ke dokter, karena penyakitnya gak ketemu, merasa sehat. Stress disalahin! Abis itu, ngopi, begadang, mabok lagi

Atau dalam skala lebih mild, berusaha jaga stres dengan ngurangin kerjaan, ikutan program ngurangin stress sana-sini. Sehat gak, miskin iya

Jaga kesehatan, disiplin. Soalnya kalau sudah sakit parah, jangan berharap banyak pada tindakan yang harusnya dilakukan saat sehat. Telat

Buat yang masih sok kuat, inget ini deh, "penyakit karena gaya hidup itu yang mati mendadak jarang, banyakan mampus pelan-pelan"

Kalau langsung koit sih, minimal gak seberapa menderita, keluarga gak susah. Nah yang lama dan pelan-pelan? Susah sana-sini

Sebelum salah alamat, cari advis prefentif tapi butuhnya penanganan kuratif. Jaga kesehatan dari sekarang. Mulai dari awasi yang masup mulut

Demikian kibulan ini, suka sukur, gak suka unfollow. Bawel? Hidup asal, merasa gak bisa sakit? Mulai aja pake kolor merah di luar, Superman!

Kalau langsung koit sih, minimal gak seberapa menderita, keluarga gak susah. Nah yang lama dan pelan-pelan? Susah sana-sini

Friday, May 8, 2015

Osteoporosis bukan karena kekurangan kalsium .....

....Tapi krn kelebihan kalsium....

Jakarta, 9may2015
Berangkat dr plantar fastitis yg menyebabkan immobilitas badan gw seminggu ini...hiks...
Kembali belajar dan mengumpulkan puzzle yg tercecer...
Dari berbagai sumber yg mostly bilang penyebabnya krn overweight, runner atau aktifitas fisik yg kurang mensupport otot kaki....
Hmmm gw ga overweight bukan runner pula...hanya emak2 yg suka jalan cepet dan pke flatshoes...
*memandangnanarflatshoesunyuk2gw
Masuk akal...

Tapi ada puzzle yg tercecer...dr dokter sempet mention  imbalance hormone tanpa penjelasan apa2..sampai suhu gw @erikarlebang bilang dg singkat tapi makjleg.. osteoporosis....
Daaang...! what? Osteoporosis? Di umur gw? Dan gw udh foodcombining sekian lama tetep kena osteoporosis? How can that be possible? (Sotoy nya gw panik attack tanpa mikir apa itu sbenernya osteoporosis)
Ya lifestyle lama loe...kencengin lagi fc....dia cuma bilang begitu. Titik.
Dasar gw ya...ga bisa diem otak mikirin...haus bacaan...beginilah sekelumit penjelasannya dg bahasa gw tentunya...mohon dikoreksi hihihi.... *tetepsambilelus2kaki

Osteoporosis bukan ttg tulang yg kuat
Osteoporosis itu penurunan regenerasi tulang

Hati2...
Osteoporisis itu hip fraktur...pengeroposan...
Kalsium yg diperlukan tubuh tdk sebanyak yg kita kira dan kita konsumsi sehari2.. (hanya 200mg per hari max)
*soapakabardgsuplemenyg1000mgcalcium?

Kelebihan kalsium inilah yg menyebabkan pengeroposan tulang...mau ga mau kelebihan kalsium itu hrs diproses oleh tubuh kita...untuk memproses kalsium diperlukan yg namanya osteoblast. Osteoblast ini ada di dlm tubuh kita. Semakin banyak kalsium yg harus diolah (bukan diserap) semakin banyak osteoblast yg dilepaskan tubuh. Sementara Osteoblast ini juga diperlukan untuk regenerasi tulang. Semakin berkurangnya osteoblast maka regenerasi tulang pun menurun. Sementara dlm setiap aktifitas kita sel2 tulang akan ada yg mati dan hrs diganti.
Dari sini sudah kebayang kan kerja keras tubuh mengeluarkan osteoblastnya jika konsumsi calcium sehari2 jauh melebihi kebutuhan tubuh itu sendiri. Dan apa yg akan  terjadi?
Tubuh kelelahan...osteoblast tidak tergantikan??
Kemampuang sel2 tubuh untuk regenerasi ada batasnya.  Semakin sering terpakai untuk regenerasi...semakin cepat habis dan semakin cepat pula usia tubuh kita.
Menua memang tidak bisa dihindari...hanya bisa diperlambat...jangan sampai prematur dtgnya...

Estrogen adlh hormon yg berperan penting untuk membawa asupan calsium ke tulang pun untuk mengeluarkan calsium dari tulang (jika asupan berlebih). Makanya osteoporosis banyak terjadi di perempuan krn hormon estrogen secara periodik menurun setiap bulannya...dan lama2 habis... 😕

Untuk mengeluarkan calsium dr tulang juga diperlukan osteoclast.
Jika banyak calsium yg diserap tulang...maka diperlukan osteoblast (u penyerapan) dan sekaligus osteoclast (u pembuangan). Lagi2 kebutuhan calsium tubuh tdk sebanyak asupan kita. Terkadang selain makanan sehari2 pun kita masih tambah dengan suplemen2. Ini memperberat kerja osteoblast & osteoclast.
Semakin banyak yg terpakai...semakin banyak pula yg mati. Estrogen di sini berperan dalam kelangsungan hidup osteoblast.

Memang dg mengkonsumsi kalsium yg tinggi angka BMD (Bone Mineral Density) kita juga akan tinggi. Tapi juga sekaligus menyebabkan kelelahan tulang.
Memang angka BMD yg tinggi merepresentasikan tulang yang kuat (sifatnya ementara). Namun bukan berarti merepresentasikan tulang yg sehat.
Spt layaknya bodybuilder...mrk memang punya otot yg kuat.. tapi belum tentu otot yang sehat.
Sejalan dg umur, mrk akan menghadapai serangkaian masalah2 otot. Sel2 tubuh kelelahan dan sudah habis terpakai sebelum waktunya...aka boros.

Pun hal ini berlaku untuk tulang. Di negara yg angka BMD rata2 tinggi, angka rata2 pengeroposan tulang panggul juga tinggi. Dan rata2 negara yg BMD nya tinggi itulah rata2 konsumsi susu juga tinggi.

Angka BMD yg rendah memang menujukkan rendahnya asupan kalsium. Tapi ini tdk semata2 berarti tubuh kekurangan kalsium.
Di angka BMD yg rendah tidak bisa diartikan semata2 osteoblast kelelahan atau menurun.
Karena di tulang yg keropos itulah menunjukan tdk adanya kalsium. Krn Lubang2 dlm tulang memang tidak terdapat kalsium.
Jadi angka BMD yg rendah dapat terjadi di tulang yg kuat sekaligus di tulang yg lemah. Sehingga angka BMd tdk bisa dijadikan patokan untuk tulang yg sehat.

Kesimpulannya supplemen kaslium ataupun susu memang bisa meningkatkan angka BMD dlm jangka pendek...namun efeknya akan terlihat dlm jangka panjang.

*againelus2kakisecaradarikecildicekokinsusu

Knp kalsium susu yg dituding jadi biang keroknya...krn susulah yg kita bisa konsumsi dlm jumlah banyak setiap harinya. Dan susu ini ya lagi2 mengandung calsiun tinggi .
Apa iya kita sanggup ngunyah brokoli 3kg sehari? 😀

Tinggi nya konsumsi susu di suatu negara akan meningkatkan angka rata2 BMD namun sekaligus juga meningkatkan rata2 kejadian osteopeorosis di negara tsb.

So pilihannya di kita semua...masih mau percaya sama iklan?
Susu memang menguntungkan...bagi korporasi tentunya... 😊

Nah hubungannya osteoporosis dg plantar fasciitis?
Tulang mengeluarkan calsium berlebihnya nyasar...itu kata mas erik
(Masih ada pertanyaan knp sampai nyasar? Ga pake waze sih) 😉
Dikeluarin di telapak kaki u kasus gw...shingga otot2nya terganggu...makanya otot fascia gw ga kuat ketika gw paksa jalan cepat dan tdk didukung oleh spatu yg baik pula. Ditambah ga ada olahraga rutin yg gw jalananin..yoga udh libur 2-3bulan ke blkg. 
Gw inget belakangan emang udh sering sakit tapi ilang sendiri...ada 2bulanan terakhir..
Nah sptnya puncaknya abis jalan cepet buru2 di kokas, rania minta eskrim sambil nungguin abang kelar main timezone. Kita aga lari2 kecil...dan gw emang pke flatshoes yg bener2 teplek. Udah berasa sakit otot fascia gw, tapi pikirannya emang biasa bukan klo kita abis jalan cepet? Ntar juga ilang sendiri.. eh ndilala....

"Standing for prolonged periods and wearing shoes that do not provide the right type of arch support can also lead to connective tissue damage in the heel. The body attempts to repair the damaged tissue by delivering calcium to the affected region, but sometimes too much calcium begins to accumulate and this results in painful plantar fasciitis."

Nah terkumpul sudah teka tekinyah...knp nyasar ke sana...sbenernya ga nyasar juga...emang lagi benerin otot2 yg rusak...tapi at the sametime krn tubuh emang kelebihan kalsium dan kebetulan yg perlu itu otot kaki gw ya jadi keluarinnya di sini...nah  bukannya sembuh malah nambah sakit...maunya repair tpi calciumnya kebanyakan jadi ya rusak juga.

Knp gw sampe kelebihan calcium pdhal udh fc sekian tahun?
Ya lifestyle masa lalu jawabannya...ya spt anak 80an lainnya...(late70s tepatnya) gw dicekokin susu tyap pagi segelas gede ditambah setangkup burger (kadang pke keju) plus telor 1/2 mateng...kebayang kan? Ngerti bgt nyokap pengen gw sehat...tapi emang iklannya kuat bgt juga kan...? Not her fault juga sih..dr sini gw banyak belajar...ga mentah2 ngikutin kebiasaan2 lama...klo itu make sense ok gw terusin...klo ngga ya knp ga distop? *sometimesthismakesmelooklikearebbelliant
Tapi ya sadarnya baru2 ini juga..hiks..
Padahal nyokap sendiri ga doyan susu loh... 😉
Trus gw paling suka bawa bekel roti dioles unsalted butter.... which means another calcium intake.
Belum klo jalan2 minum susu lagi...sblm tidur kadang2 bikin kumis lagi...hangat2 bikin nyenyak tidur katanya....belum lagi mashed potatoe yg lezat bin ni'meh...pke susu kan?
Dan ini berlangsung sekian puluh tahun...gw sendiri berhenti konsumsi susu dan turunannya ya di umur awal2 30an...(maksudnya konsumsi rutin ya...sesekali ya ada)

Jadi ya kebayang kan penumpukannya spt apa... blm imbang sama fc yg gw lakuin..
Ya efeknya baru skrg deh...muncul yg aneh2.. hiks ..
Smoga belum terlambat untuk dibenerin...
At least to have a good quality and graceful life...jangan sampe nyusahin org...smoga...

Thanks smwa pihak yg udh lead gw u ngumpulin puzzle2 ini...
Dan semoga berguna...khususnya untuk anak2 kita spy mrk juga punya quality of life di hari tuanya...
Smoga juga bisa jadi pertimbangan orgtua untuk mengurangi susu sbg menu harian anak2..udh bukan 4sehat5sempurna lagi koq ..tapi gizi berimbang...banyakin buah segar aja yg aman...
Again ini baru salah satu...iya..salah satu loh dr sekian penyakit yg disebabkan oleh susu dan turunannya #kibulansusu kan?
Monggo cek #kibulansusu u penyakit yll nya..yg tanpa disadari gegara mahkluk ini...

Alhamdulillah juga sdh diperingati dg penyakit ini sama Allah...smoga generasi2 berikutnya lbh melek kesehatan timbang melek iklan yg notabene banyak ngibulnya demi kepentingan korporasi...

Sehat2 semua ya...amiiin
Ssst doain gw cepet bae yaa....dan bikin gw makin rajin yoga... *doyandisiksa 😉

R-lyn
Bunda dari Rayyan & Rania

Disadur bebas dari berbagai sumber

Excessive Calcium Causes Osteoporosis
http://www.4.waisays.com/ExcessiveCalcium.htm
The Calcium-hormones
http://www.4.waisays.com/hormones.htm
Heel Spur
https://paindoctor.com/conditions/heel-spur-pain/
Twitkul #kibulansusu @erikarlebang

Review: could Calcium cause Plantar fasciitis?
http://www.ehealthme.com/ds/calcium/plantar+fasciitis