Thursday, December 17, 2015

Asam Urat vs Pola Makan Sehat by @erikarlebang

Asam Urat vs Pola Makan Sehat by @erikarlebang
Kultwit 17 November 2015

image

Mau ngomongin tentang asam urat nih.

Pernah merasakan rasa sakit yang sangat mengganggu pada bagian sendi? Kadang (walau jarang) disertai mual, nyeri perut, urine berdarah.

Bisa jadi itulah yang selama ini sering dibicarakan sebagai ‘penyakit asam urat’ atau nama lainnya yang lebih pas adalah gout.

Sejatinya asam urat itu bagian normal darah dan urine. Bentuk turunan metabolisme senyawa purin. Yang didapat dari makanan dan proses tubuh.

Yang masalah adalah saat kadar asam urat tubuh ada di atas normal. Kemampuan buang tubuh jauh lebih sedikit dibanding produksi yang ada.

Sisanya menumpuk di dalam dan sekitar sendi dalam bentuk kristal tajam natrium. Sering terkumpul merusak areal lembut persendian, sinovium.

Sendi yang sakit hingga sulit bergerak, susah melangkah kadang bengkak. Bisa juga telapak kaki serta tumit berasa ada batu kecil kalau jalan.

Mengganggu? Ya tentu. Tapi gak cuma itu bisa merembet kembali ke masalah yang lebih serius, urine berdarah sampai seperti ada pasir dan batu.

Ya udah.

Kita bahas salah kaprah problem asam urat. Karena biang keladi adalah purin. Masalah utama lalu dilarikan pada “makanan apa yang sarat itu?”

Protein dari makanan merupakan sumber purin paling tinggi. Mau hewani ataupun nabati.Masalahnya protein hewani adalah makanan favorit.

Beberapa prosesan protein hewani juga buat kadar purin menjadi lebih tinggi, dikalengkan, diasinkan semisal. Ini sering luput dari perhatian.

Yah salahin yang lain aja deh.

Jadilah beberapa jenis sayuran berwarna hijau; bayam, kangkung, asparagus, brokoli. Kembang kol juga tauge lebih sering diharamkan penderita.

Makanya gak aneh bila penderita asam urat seperti ada di nowhere’s land. Penyakitnya gak sembuh, makin parah. Kenapa? Salah nembak sasaran.

Bukannya mengkoreksi gaya hidup yang membuat mereka punya masalah asam urat, malah sering sekali hindari makanan yang sebenarnya bermanfaat.

Karena protein hewani enak, lebih gampang menghindari makanan yang memang gak disuka dari awal, sayuran! Protein hewani jalan teruslah.

Konyolnya protein nabati yang sejatinya lebih mudah diterima dan diproses tubuh pun kadang diemohi dengan alasan sama. “Bikin asam urat”.

Saya punya teman hobi banget makan sate-sop kambing sarat protein hewani dan jeroan. Paling anti makan sayur, “takut asam urat gue kambuh”.

Emang bener gak pernah kambuh? Dari Hongkong! Seringan kambuhnya daripada sehat. Pergi sama dia sama kayak jalan sama siput. Lelet!

Yang lebih krusial dari masalah asam urat sebenarnya “kenapa sistem pembuangan tubuh terganggu?”. Disini ginjal dan urin adalah elemen vital.

Muncul pertanyaan, kenapa performa dia bermasalah? Nah disini masuk perawatan gaya hidup yang sering banget alpa diperhatikan orang.

Misal kenapa penderita asam urat sering sekali identik dengan yang hobi minum kopi-teh? Sederhana jawabannya. Mengacu pada sifat diuretiknya.

Diuretik atau membuang cairan tubuh, membuat cadangan cairan tubuh peminum kopi dan teh selalu ada dalam kondisi minus. Mudah dehidrasi.

Jadi saat dibutuhkan oleh ginjal dan materi urin untuk atur sirkulasi prosesan purin, ya bermasalah. Kan cadangan airnya kurang?

Ini fakta yang sulit diterima pecinta kopi-teh karena kandungan purin dua elemen ini sebenarnya rendah. Tapi ini masalah sistem terintegrasi.

Alkohol? Jangan diomongin lah. Daya diuretiknya lebih dahsyat, beberapa produk alkohol seperti bir kadar purinnya tinggi. Ya mampus aja deh.

Yang lebih menyedihkan sebenarnya penderita asam urat menghindari makan sayur, mereka dirugikan berlipat-lipat ganda ketimbang diuntungkan.

Beberapa sayur memang berpurin. Tapi bila paham fungsi positif sayur yang kaya antioksidan cegah radikal bebas (perusak sel) gak akan takut.

Asam urat sejatinya adalah salah satu bentuk antioksidan yang simpelnya bertugas menjaga agar sel yang rusak ada dalam batas normal.

Fungsi antioksidan ini lebih identik ada pada sayuran, terutama segar, ketimbang protein hewani. Salah satunya karena proses jelang santap.

Makanya pelaku pola makan sehat seperti #Foodcombining, # RawFood, #DietAlkali yang banyak makan sayur gak pernah punya masalah asam urat.

Malahan mereka yang tadinya punya masalah asam urat jadi terbebas, saat mereka mengadopsi pola makan sehat tersebut. Seru kan? Gampang.

Demikian kibulan ini. Suka sukur. Gak suka unfollow. Gak follow bawel? Asam urat hobi daging? Ya udah operasi bionic aja, biar sendinya besi

Asam Urat vs Pola Makan Sehat by @erikarlebang

Asam Urat vs Pola Makan Sehat by @erikarlebang
Kultwit 17 November 2015

image

Mau ngomongin tentang asam urat nih.

Pernah merasakan rasa sakit yang sangat mengganggu pada bagian sendi? Kadang (walau jarang) disertai mual, nyeri perut, urine berdarah.

Bisa jadi itulah yang selama ini sering dibicarakan sebagai ‘penyakit asam urat’ atau nama lainnya yang lebih pas adalah gout.

Sejatinya asam urat itu bagian normal darah dan urine. Bentuk turunan metabolisme senyawa purin. Yang didapat dari makanan dan proses tubuh.

Yang masalah adalah saat kadar asam urat tubuh ada di atas normal. Kemampuan buang tubuh jauh lebih sedikit dibanding produksi yang ada.

Sisanya menumpuk di dalam dan sekitar sendi dalam bentuk kristal tajam natrium. Sering terkumpul merusak areal lembut persendian, sinovium.

Sendi yang sakit hingga sulit bergerak, susah melangkah kadang bengkak. Bisa juga telapak kaki serta tumit berasa ada batu kecil kalau jalan.

Mengganggu? Ya tentu. Tapi gak cuma itu bisa merembet kembali ke masalah yang lebih serius, urine berdarah sampai seperti ada pasir dan batu.

Ya udah.

Kita bahas salah kaprah problem asam urat. Karena biang keladi adalah purin. Masalah utama lalu dilarikan pada “makanan apa yang sarat itu?”

Protein dari makanan merupakan sumber purin paling tinggi. Mau hewani ataupun nabati.Masalahnya protein hewani adalah makanan favorit.

Beberapa prosesan protein hewani juga buat kadar purin menjadi lebih tinggi, dikalengkan, diasinkan semisal. Ini sering luput dari perhatian.

Yah salahin yang lain aja deh.

Jadilah beberapa jenis sayuran berwarna hijau; bayam, kangkung, asparagus, brokoli. Kembang kol juga tauge lebih sering diharamkan penderita.

Makanya gak aneh bila penderita asam urat seperti ada di nowhere’s land. Penyakitnya gak sembuh, makin parah. Kenapa? Salah nembak sasaran.

Bukannya mengkoreksi gaya hidup yang membuat mereka punya masalah asam urat, malah sering sekali hindari makanan yang sebenarnya bermanfaat.

Karena protein hewani enak, lebih gampang menghindari makanan yang memang gak disuka dari awal, sayuran! Protein hewani jalan teruslah.

Konyolnya protein nabati yang sejatinya lebih mudah diterima dan diproses tubuh pun kadang diemohi dengan alasan sama. “Bikin asam urat”.

Saya punya teman hobi banget makan sate-sop kambing sarat protein hewani dan jeroan. Paling anti makan sayur, “takut asam urat gue kambuh”.

Emang bener gak pernah kambuh? Dari Hongkong! Seringan kambuhnya daripada sehat. Pergi sama dia sama kayak jalan sama siput. Lelet!

Yang lebih krusial dari masalah asam urat sebenarnya “kenapa sistem pembuangan tubuh terganggu?”. Disini ginjal dan urin adalah elemen vital.

Muncul pertanyaan, kenapa performa dia bermasalah? Nah disini masuk perawatan gaya hidup yang sering banget alpa diperhatikan orang.

Misal kenapa penderita asam urat sering sekali identik dengan yang hobi minum kopi-teh? Sederhana jawabannya. Mengacu pada sifat diuretiknya.

Diuretik atau membuang cairan tubuh, membuat cadangan cairan tubuh peminum kopi dan teh selalu ada dalam kondisi minus. Mudah dehidrasi.

Jadi saat dibutuhkan oleh ginjal dan materi urin untuk atur sirkulasi prosesan purin, ya bermasalah. Kan cadangan airnya kurang?

Ini fakta yang sulit diterima pecinta kopi-teh karena kandungan purin dua elemen ini sebenarnya rendah. Tapi ini masalah sistem terintegrasi.

Alkohol? Jangan diomongin lah. Daya diuretiknya lebih dahsyat, beberapa produk alkohol seperti bir kadar purinnya tinggi. Ya mampus aja deh.

Yang lebih menyedihkan sebenarnya penderita asam urat menghindari makan sayur, mereka dirugikan berlipat-lipat ganda ketimbang diuntungkan.

Beberapa sayur memang berpurin. Tapi bila paham fungsi positif sayur yang kaya antioksidan cegah radikal bebas (perusak sel) gak akan takut.

Asam urat sejatinya adalah salah satu bentuk antioksidan yang simpelnya bertugas menjaga agar sel yang rusak ada dalam batas normal.

Fungsi antioksidan ini lebih identik ada pada sayuran, terutama segar, ketimbang protein hewani. Salah satunya karena proses jelang santap.

Makanya pelaku pola makan sehat seperti #Foodcombining, # RawFood, #DietAlkali yang banyak makan sayur gak pernah punya masalah asam urat.

Malahan mereka yang tadinya punya masalah asam urat jadi terbebas, saat mereka mengadopsi pola makan sehat tersebut. Seru kan? Gampang.

Demikian kibulan ini. Suka sukur. Gak suka unfollow. Gak follow bawel? Asam urat hobi daging? Ya udah operasi bionic aja, biar sendinya besi

Salah Kaprah Pemahaman “Zat Kimia” dalam “Obat-obatan” by @erikarlebang

Salah Kaprah Pemahaman “Zat Kimia” dalam “Obat-obatan” by @erikarlebang
Kultwit 27 November 2015

image

Lucu kalau ada anggapan bahwa obat yang datang dari apotik itu obat kimia. Sedangkan obat dari toko Cina bukan, obat herbal juga bebas kimia.

Lah kimia itu konon dari bahasa Arab, Kaf-Mim-Ya’. Artinya kurang lebih perubahan zat. Dari bahasa Yunani juga, Khemeia, Artinya samalah.

Jadi kalau sudah ada perubahan zat atau unsur, ya namanya otomatis udah kimia juga. Mau datang dari alam ataupun dari pabrik. Prosesnya sama.

Bahkan sekedar punya nama unsur pun sebenarnya sudah masuk kategori kimia juga. Makanya aneh kalau dibilang obatnya bebas dari zat kimia.

Misalnya ada gitu obat yang dibuat bebas dari penetrasi air? Lah kan unsur kimianya air adalah H20? Manusianya aja gak bebas zat kimia.

Jadi kalau ada yang nawarin obat, mau herbal kek, suplemen kek, obat kuat kek. Terus diiming-imingi bebas zat kimia, tanya: “Buatan jin?”

Jadi jangan kayak temen saya yang sombong pamer; “Gue juga sama kayak elu, gak pernah minum obat bertahun-tahun” | “Hebat, disiplin makan?”

“Nggak sih, hehe. Gue mah makan enak. Tapi abis makan gue minum obat ramuan cina”. Dan seperti biasa tuturannya, “obat ini bebas zat kimia”

Emangnya yakin racikan obat begituan gak bikin kerja liver-ginjalnya terbebani? Sutralah. Kalau liat cara makannya. Tunggu gamenya aja dah.

Lagian lucu kalau konsepnya gak pernah minum obat, tapi pas ditanya setahun berapa kali pilek? Dia ketawa, “emang pilek bisa dihindari?”.

Ye, gue gak minum obat karena, Alhamdulilkah, gak gampang sakit. Pilek setahun bisa dihitung pake 1-2 jari.
Itupun kalau bablas makan ngaco.

Frame of mind ini harus diluruskan. Ngotot gak minum obat, belum tentu mewakili gaya hidup sehat. Kalau asumsinya salah kaprah paham kimia.

Kalau andalkan substansi lain, biar herbal ataupun suplemen (sesakti apapun diklaim penjualnya) ya gak beda dengan orang minum obat ‘kimia’.

Juga paham “sebisa mungkin gak kedokter”, tapi rutin ke terapis tusuk jarum, pijet refleksi dukun, bahkan orang pintar. Yee penyakitan juga.

Hidup sehat basisnya adalah disiplin dalam menjalani dan kemudian menuai hasil kemudian. Ya tubuh kuat, gak pernah sakit, gak rutin ngobat.

Awet muda, otak encer, tubuh selalu fit, tahan banting, gak mudah stress, dan segudang hal positif lain Kualitas hidup maksimal pokoknya.

Sekedar menghindar ketemu dokter atau minum obat kimia mah gak bisa dikategorikan hidup sehat. Kalau niat berdisiplin menjalani, ogah-ogahan.

Kalau boleh jujur, minimal obat kimia yang konvensional, mayoritas keberadaannya jelas. Pabrik, ijin dan lain sebagainya. Minimal yak.

Pergi ke dokter dan minum obat itu sebenarnya adalah tindakan yang normal kalau dilakukan dalam keadaan darurat. Kayak fire exit gitu lah.

Niat hidup sehat yang utama. Disiplin! Baru kalau abis itu sombong gak pernah ke dokter, minum obat kimia. Boleh lah Asal yang lain juga.

Demikian kibulan ini, suka sukur gak suka unfollow. Gak follow bawel? Mau obat bebas kimia? Cemilin aja tongkat
sakti-nya Harry Potter!

“Program Diet asal Langsing Merusak Harmoni Tubuh” by @erikarlebang

“Program Diet asal Langsing Merusak Harmoni Tubuh” by @erikarlebang
Kultwit 12 Februari 2015

Pernah ada observasi menemukan dari semua wanita penderita kanker yang dijadikan responden. Semua, ya semua, pernah ikut program langsing.

Gak otomatis menuduh bahwa program diet asal langsing itu membuat orang kena kanker. Tapi kalau arahnya cenderung kesana, apa masih nekat?

Jangan tanya definisi dietnya apa? Diet melangsingkan tubuh secara desperate pasti akan merusak tatanan harmoni tubuh. Secara desperate ya.

Tapi even diet kalori pun, yang katanya terukur, rentan ada dalam kondisi rusak harmoni tubuh dalam jangka panjang. Karena logika dasarnya.

Logika dasarnya adalah mengurangi pasokan kalori tubuh. Dengan harapan kelebihan gula dan lemaknya berkurang, tubuh berangsur normal.

Ujung-ujungnya sih membuat orang kelaparan jangka panjang juga. Kadang malah masih dibarengi dehidrasi, dengan pemanfaatan teh hijau semisal.

Karena katalisator utamanya adalah turun berat. Makanya mau diet apapun, termasuk diet kalori resmi, ukuran sukses atau tidak? Berat turun!

Peduli setan, beratnya turun karena dehidrasi, kulit mengeriput, muka pucat, tekanan darah tidak stabil dan indikator tubuh tidak sehat lain.

Yang penting “Beratnya Turun!”

Sedihnya lagi, diet desperate langsing itu rata-rata gak ada yang bertahan lama. Gak sampai hitungan tahun, bulan, sudah gendut lagi.

Timbul tekat untuk mengulangi kisah sukses lama itu, diulang lagi diet asal turun berat itu. Ada yang gak sanggup, dia cari diet model lain.

Berarti tubuh akan alami siklus penyiksaan yang sama lagi. Metabolisme, harmoninya dipermainkan lagi. Begitu terus, karena gak stabil kurus.

Kenapa penyakit bisa muncul belakangan? Pake logika aja. Karet yang bolak-balik ditarik-ulur, pasti akan rusak, mengendur. Ya sama!

Sel tubuh yang bolak-balik dipaksa dehidrasi, rentan berubah jadi sel tidak sehat. Walau didaur ulang tubuh, sel barunya gak bisa sempurna.

Ya jangan heran, kalau suatu saat sel itu berubah sifat jadi radikal, dan ganas. Beralih wujud ke sel kanker. Masih banyak lagi alasan lain.

Makan benar itu sejatinya membuat tubuh sehat. Tubuh sehat gak akan membuat kita gembrot atau ceking, normal saja. Ingat, normal!

Berotot seperti patung Daud pahatan Michael Angelo itu sulit dikategorikan normal, saat metabolisme pria sudah masuk kategori 30-40’an.

Atau perut ultra rata seperti super model Tyra Banks di usia 20-an, juga gak bisa dikategorikan normal bagi wanita usia 30-an.

Jadi tampilan normal saja, yang pasti fungsi tubuh semua sempurna dan baik. Percaya deh, kegemukan, kekurusan, fungsi tubuh pasti tidak baik.

Demikian kibulan ini, suka sukur gak suka unfollow! Gak follow bawel? Desperate langsing? Sedot lemak aja gih.. Pake Vacuum Cleaner!

“Kegagalan Makanan dijadikan Terapi” by @erikarlebang

“Kegagalan Makanan dijadikan Terapi” by @erikarlebang
Kultwit 11 Januari 2015

Okeh, udah lama gak kultwit yak. Mari saya bahas dari sisi makanan dijadikan terapi. Kebetulan ada yang nanya.

Saya pernah bahas, kenapa kecenderungan makan dijadikan terapi itu seringnya gagal. Bisa singkong, akar benalu untuk kanker, atau lainnya.

Kenapa? Karena disaat makanan itu diforsir untuk dikonsumsi layaknya orang minum obat. Pada saat bersamaan pola makan harian tetap sama saja.

Padahal pola makan adalah biang keladi seseorang memiliki penyakit tertentu, paling tidak daya tahan tubuh yang buruk sampai bisa sakit.

Sementara di satu sisi orang mengkonsumsi rebusan, seduhan makanan yang dianggap bisa menyembuhkan, di sisi lain dia tetap makan ngawur.

Saya pernah punya kerabat makan ‘ayam bertuah’, sehari 1 ayam. Untuk memerangi penyakit kanker. Alasannya? Lebih ke sisi tahayul, mitos.

Sementara beliau makan hingga mual-mual, karena (bayangin aja) kondisi tubuh gak sehat disuruh makan ayam banyak *sedih dan kasihan*.

Tapi makanan harian yang masuk, tetap saja makanan rendah guna untuk tubuh. Karena prinsipnya “udah sakit, yang penting mau makan”.

Akhirnya, jangankan sembuh. Yang ada malah sel kankernya semakin ganas. Menyedihkan. Ada lagi kasus lain, teman saya kalau ini, dia sembelit.

Dia mendengar dengan pepaya, sembelitnya bisa disembuhkan. Walhasil mulailah dia ‘gila pepaya’. Tiap saat dimakan, pagi, siang dan malam.

Sukses? Antara ya dan tidak. Adalah perbaikan sedikit dari sisi BAB pagi hari. Tapi dia merasa “keluarnya ‘gak semua’, kayak masih kesisa”.

Tapi yang konyol adalah, dia ketakutan satu hari. Karena mendadak kulitnya berubah warna seperti contoh di foto ini.

image

Kondisi itu biasa disebut dengan istilah karotenemia, kebanyakan unsur karoten, pemberi warna jingga dan merah pada buah, sayur tertentu.

Ya gak aneh, lah temen ini bisa mengkonsumsi 1-2 bahkan katanya pernah 3 pepaya dalam satu hari! Sebenarnya sih gak bahaya dalam skala awal.

Tapi kalau keterusan, lama-lama livernya bisa sebel juga direcoki dan harus repot mengurus kelebihan jumlah unsur satu ini terus menerus.

Satu hal yang lupa dikoreksi teman saya, adalah pola makan dan minum hariannya yang amburadul luar biasa. Orientasi pilihannya parah nian.

Dia penggila makanan sampah, tinggi protein hewani, malas makan sayur. Buah? Ya cuma pepaya itu saja. Itu juga karena iming-iming ‘bisa pup’.

Air putih? Minum, cuma kalau kepepet. Lebih suka minum teh. Kalau pagi gak minum kopi, hidupnya bisa berantakan. “Badan menggigil” katanya.

Ya jangan heran kalau dia sembelit. Lah, makanan yang dia makan itu semua jadi sampah di tubuh. Pasca ditelan, semua mengecil, menggumpal.

Karena miskin serat! Akhirnya usus kerepotan mendorong makanan itu melewati lorong sistem cerna, agar bisa diproses. Berakhir di kolon.

Di kolon, usus besar, sisa makanan itu juga belum berakhir memberikan waktu siksa bagi sistem cerna. Karena bentuknya buruk, dia menetap.

Mengumpul, sulit didorong keluar oleh tubuh dalam bentuk kotoran. Akhirnya dia mengeras, mengerak dan mengotori dinding usus besar.

Uap dari kotoran yang membusuk di usus besar itu, kembali ke dalam tubuh, mengotori serta meracuni. Makanya temen ini punya keluhan klasik.

Gampang pusing, kulit kusam dan terlihat tua, napas berbau dan lain sebagainya. Jadi sembelit itu cuma masalah puncak gunung es.

Pepaya memang berair dan kaya serat, tapi kalau disuruh menjadi agen pembersih tumpukan sampah tubuh teman saya ini, ya gak berdaya.

Bayangin aja sepasukan satpam yang dilatih untuk mengamankan hotel, lalu dipilih dan diterjunkan ke medan perang versus teroris terlatih.

Ya gak bisa ngapa-ngapain para satpam itu, mampus dengan sukses yang ada. Sama analoginya ke pepaya yang disuruh melancarkan BAB teman ini.

Di sisi lain, pepaya yang masuk terus menerus, membuat tubuh punya masalah baru. Unsur yang menumpuk. Ditambah teman saya dehidrasi parah.

Minum kopi dan teh, bukannya menghidrasi malah mengeringkan cairan tubuh. Makin repot tubuhnya membuang unsur menumpuk dari pepaya tadi.

Walhasil teman saya yang aslinya berkulit seksi, eksotis gelap seperti saya #hueek , berubah wujud jadi mahluk ras oranye. Dari Mars kali ya?

Kerabat dan teman saya ini tidak sadar, bahwa apa yang dia lakukan sehari-hari sebenarnya adalah perwujudan kondisi tubuhnya saat sakit.

Perbaikan hanya bisa terjadi, saat apa yang dia lakukan sehari-hari diubah, diganti! Bukan berharap pada tongkat ajaib dalam bentuk obat.

“Tapi gue gak minum obat, terlalu kimiawi.. Mau obat herbal aja, atau makan yang alami”. Itu sih sama aja. Cuma wujud obatnya yang berbeda.

Ubah pola makan harian. Pilih unsur makanan-minuman dengan yang sesuai kebutuhan tubuh. Bukan didikte maunya selera atau keperluan ‘obat’.

Banyak yang mengira pola makan seperti #Foodcombining atau #RawFood sebagai manifestasi makanan obat tadi, karena banyak testimoni sembuh.

Mereka alpa, yang melaporkan sembuh adalah orang yang punya dedikasi dan keuletan serta konsistensi dalam menjalani. Bukan sehari-dua makan.

Itu pun banyak kasus, yang sudah sembuh, begitu kembali ke pola makan mereka yang lama, ya jatuh sakit lagi. Pola makan sehat harus komit.

Untungnya pola makan sehat sejati seperti #Foodcombining dan #RawFood semisal, itu tidak menyiksa dan rumit kayak diet kalori yang dikenal.

Makan bisa enak dan tetap kenyang. Ritualnya aja beda dikit. Tapi kesehatan yang diberi, gak bisa dibayar dengan apapun!

Demikian kibulan ini, suka sukur, gak suka unfollow. Sembelit makan pepaya? Jejelin aja di pintu belakang, biar gede, kali jadi lancar?