Monday, March 16, 2015

Kultwit @erikarlebang ttg sayuran mentah vs sayuran yg dimasak(asam lambung jga dibahas di sini)



Kebodohan klasik dari narsum @okie_87 ini pakarnya #rawfood @TabloidBintang: Sayuran Mentah Banyak Gizinya, Benar http://www.aura.co.id/articles/Kesehatan/937-sayuran-mentah-lebih-banyak-gizinya-benarkah …
Paling sedih bila ketemu fenomena melihat sesuatu itu bukan dari hal yang essensial lalu dibesar-besarkan. Jadilah pangkal masalah lain
RT @erikarlebang Ngeliat pemikiran bukan dari isi atau nilai tapi dilihat dari siapa yang ngomong semisal? Akhirnya hal baik yang diucap orang biasa, kelewat
Sementara ada kalimat bodoh atau gak guna bahkan merusak, tapi karena yang mengucapkan seseorang yang punya kedudukan, dianggaplah benar
http://www.aura.co.id/articles/Kesehatan/937-sayuran-mentah-lebih-banyak-gizinya-benarkah <-- Nih contoh. Banyak yang kira si narsum mewakili kebenaran, padahal nggak. Buktinya ilmu gizi konvensional stagnan
Thanks @aliyamuafa bhs arabnya, "unzur ma qala wala tanzun man qala", lihat apa yg dikatakan bukan siapa yg mengatakan
Pemahaman sekelebatan tentang makan sehat yang dimiliki oleh ilmu gizi konvensional saat ini terbukti gak bisa memberikan jawaban hakiki
Dunia kesehatan konvensional 'menyerah' pada banyak penyakit, mau yang bersifat degeneratif, penurunan fungsi, seperti diabetes
LIhat aja kalimat "Diabetes tidak bisa disembuhkan tapi bisa dikontrol". Lewat apa? Minum obat seumur hidup? Bila obatnya lalu merusak? Diem
Obat diminum seumur hidup? Yakin? Pada prinsipnya obat itu benda asing, untuk setiap benda asing apapun pasti ada fungsi tubuh terganggu
Kalau usia 'diperpanjang' lewat pemakaian obat seumur hidup lalu berujung pada kerusakan organ atau sistem yang lebih parah. Apa gunanya?
Jangankan diabetes yang kompleks. Masalah sederhana aja seperti penyakit lambung, ambil kelebihan asam lambung semisal, tak teratasi benar
Paling jalan keluarnya minum antasida, pereda asam lambung, pasca minum kelar masalahnya? Nggak. Harus, lagi-lagi, diminum seumur hidup!
Ada resikonya? Jelas ada! Antasida menekan asam lambung secara membabi buta, apalagi diminum sembarang, logika umum, namanya seumur hidup
Asam lambung itu pembunuh bakteri dan virus paling utama yang masuk via makanan, juga fasilitator enzim cerna. Pun kendaraan mineral penting
Kalau asam lambung ditekan produksinya sembarangan, ya siap-siap aja semua fungsinya itu terganggu. Segelintir yang sudah disebut tadi itu
Asam lambung berkurang, lambung ibarat pintu masuk super ramah buat bakteri dan virus yang masuk via makanan. Sekalian aja welcoming party
Enzim cerna kehilangan asam lambung, ya banyak yang tidak tercerna baik. Mineral kehilangan pengereknya dalam tubuh? Ya siap aja kekurangan
Makanya umum banget, penderita asam lambung menahun minum antasida, badannya jadi sarang penyakit, hobi banget diare, tulang keropos misal
Dulu ada ahli kesehatan marah-marah sama saya, katanya saya menyesatkan, sakit lambung itu harus minum obat, dia bilang bakteri sebabnya
Dia bilang Heliobacter pylori, dan penemunya pun sudah dianugerahi nobel. Bakteri itu harus dibunuh via obat dulu, kalau nggak jadi kanker
Disini kelihatan tulalit pola berpikirnya, lupa merunut ke belakang. Heliobacter Pylori itu apa? Bakteri bukan? Ingat fungsi asam lambung?
Bila asam lambung benar fungsinya, heliobacter pylori gak akan mendominasi dalam tubuh manusia. Lalu kenapa dia bisa hura-hura syalala?
Ya karena asam lambungnya bolak-balik ditekan lewat pemakaian antasida. Akhirnya kan kontrol alam yang dibuat Tuhan itu dirusak sendiri
Bolehlah dia ngotot, "Anda bukan dokter, Anda tidak tahu rumitnya penanganan problem lambung". Well, pelaku pola makan sehat, gak gitu tuh
Penderita penyakit lambung yang mulai mengadopsi pola makan sehat, kurangi atau stop pemicu abnormalitas lambung seperti makanan prosesan
Protein hewani, teh, kopi, susu, soda dan alkohol serta banyak lagi semisal. Lalu juga mulai rutin mengkonsumsi buah dan sayur secara benar
Menemukan problem produksi asam lambung berlebihannya menghilang sendiri. Akhirnya dia gak perlu lagi minum antasida. #Eh, lambungnya sehat!
Kalau lambungnya sehat, produksi asam lambung akan efektif sesuai fungsi. Segala bakteri dan virus, susah menembus tubuh, apalagi sejahtera
Termasuklah si Heliobacter Pylori tea', atuh kang.. Gak bisa hidup sejahtera di lambung seseorang. Plus juga gak bisa menimbulkan kanker
Nah itu logika sederhananya penanganan penyakit tanpa merusak kesehatan secara menyeluruh. Gampang kan? Tapi..
Ada tapinya
Pemahaman kesehatan harus holistik, menyeluruh, integrated. Gak paketan. Ini repot. Soalnya sekarang pake sistem paketan, spesialisasi!
Akhirnya problem tubuh diselesaikan secara parsial-parsial. Sakit perut pergi ke ahli penyakit dalam, eh taunya lambung, pergilah ke ahlinya
Tau-tau ada problem usus lengket, pergi lagi ke ahli peneropong sistem cerna. Semua punya program masing-masing. Belum kalau saling kontra
Nah untuk itu diperlukan pengetahuan mandiri dari semua orang terkait tubuhnya. Gak bisa mengandalkan mentah-mentah pada orang lain
Sehat itu basisnya adalah perawatan dan pencegahan. Bahkan saat sakit sudah terjadi, seringkali konsepnya juga sama. Dirawat secara benar
Tau-tau penyakitnya sembuh sendiri
Bukan berarti gak harus pergi ke ahli kesehatan atau RS kalau sakit, tapi proporsional dalam menghadapi masalah. Gak cari gampang
Balik ke masalah awal tadi http://aura.co.id/articles/Kesehatan/937-sayuran-mentah-lebih-banyak-gizinya-benarkah … <-- ketidak tahuan narsumnya mengacaukan pola konsep sehat holistik yang diomongin tadi
Dia menekankan unsur penting lycopen dari tomat, dan karoten dari wortel semisal yang bisa ditingkatkan jumlahnya dengan dimasak, dipanaskan
Disini maksud saya, integrasi pemahaman kesehatan seharusnya berjalan antar lini, gak cuma melulu mendikte tubuh harus bagaimana?
Sama kayak tadi dokter yang menyerang saya dengan isu heliobacter pylori, ahli gizi senior ini juga alpa melihat konsep holistik kesehatan
Kandungan lycopen dan karoten pada tomat dan wortel itu takarannya pas untuk manusia saat dikonsumsi segar, langsung buatan Tuhan dari alam
Memang sedikit, tapi pas. Gak perlu dipanaskan agar fungsinya meningkat. Sesuatu yang menyalahi harmoni alam, pasti akan merusak, disharmoni
Tomat-wortel yang dipanaskan akan kehilangan enzim, katalis banyak proses metabolisme yang bisa dimanfaatkan tubuh. Juga vitamin, mineral
Tomat dimasak bahkan berubah sifat pembentuk PH-nya menjadi sangat asam, yang saat masuk tubuh akan membuat produksi asam lambung abnormal
Dengan kata lain, mengejar satu fungsi secara berlebihan, tapi di sisi lain lalu membuat kita mengorbankan fungsi general yang lebih besar
Belum bicara lycopen-karoten kan golongannya ada di konsep "sesuatu yang diperlukan tubuh secara mikro, bukan makro". Ngapain dibesarkan?
Atau kontradiksi fungsi lycopen-karoten antioksidan sebagai penekan radikal bebas. Salah satu penghasil radikal bebas banyak dari? Pemanasan
Semua ini sayangnya alpa dibahas, kenapa? Karena yang ngomong ahli gizi senior dari universitas ternama. 'Siapa' bukan 'apa' isi omongannya?
====○○●○○====
Ga ada closing, tweet nya keputus krn gangguan signal...
*fotodiambildrgoogle

No comments:

Post a Comment